
Jakarta Timur Pos – Di suatu proyek penggalian di Halter am See, Jerman, para arkeolog baru- baru ini membuat temuan mengejutkan: sepatu kepunyaan tentara Romawi yang berumur dekat 2. 000 tahun. Penemuan ini ditemui dalam suatu lubang selokan kuno di dekat posisi sisa pangkalan militer Romawi serta pemukiman sipil di Aliso. Zona tersebut sudah diketahui semenjak 2010, sedangkan museum Aliso telah berdiri di kawasan itu sepanjang 30 tahun. Tetapi, penemuan sepatu kuno ini senantiasa mengejutkan sebab sepatu prajurit semacam itu tidak sering ditemui di Jerman.
Frank Tafertshofer, seseorang juru bicara dari kantor humas Landschaftsverband Westfalen- Lippe( LWL), menarangkan kalau temuan ini sangat berharga. Sepatu yang ditemui merupakan contoh sangat jarang dari alas kaki tentara Romawi, yang menggambarkan kemampuan mereka dalam membuat perlengkapan spesial buat kebutuhan militer. Arkeolog dipanggil buat mengecek posisi penggalian saat sebelum proyek pemasangan kabel fiber optik dilanjutkan, serta mereka lekas menciptakan” lubang selokan kuno yang terawetkan dengan baik” yang mempunyai bilik kayu.
Tidak hanya sepatu, regu arkeolog pula menciptakan 2 lubang oven yang sempat digunakan buat memanggang roti untuk warga Romawi, dan suatu barang game kecil dari cermin. Di posisi yang sama, mereka pula menciptakan 2 lubang sampah Romawi. Penemuan lubang sampah ini menarik sebab belum sempat ditemui lebih dahulu di kawasan tersebut, serta beberapa barang yang ditemui di dalamnya dikira berharga untuk para arkeolog.
” Sampah di masa kemudian merupakan harta karun untuk arkeolog di masa saat ini,” kata Tafertshofer. Memakai detektor logam, regu arkeolog sukses menciptakan sepatu tentara yang luar biasa itu. Sepatu ini diketahui dengan nama caliga, yang ialah tipe sandal spesial kepunyaan prajurit Romawi. Walaupun sepatu ini nampak semacam sandal, solnya terbuat dari paku yang ditempa tangan serta dipasang lewat 3 susunan kulit fauna, dengan ujung paku menghadap ke dasar sehingga membagikan cengkraman di medan berlumpur.
Sepatu ini dirancang buat membagikan kenyamanan serta sokongan maksimal untuk para prajurit dikala berlari di medan yang susah. Dokter. Bettina Tremmel, salah satu arkeolog yang ikut serta dalam penggalian, menarangkan kalau berjalan di atas sepatu yang berpaku semacam ini dapat dialami semacam pijatan. Sayangnya, walaupun sepatu tersebut telah terurai, struktur paku pada sol sepatu masih terpelihara dengan baik, sehingga bisa diidentifikasi dengan jelas selaku bagian dari sepatu prajurit.
Sebab pasukan Romawi pada masa itu cuma terdiri dari prajurit laki- laki, sepatu ini ditentukan kepunyaan seseorang tentara. Temuan ini jadi fakta lain tentang gimana tentara Romawi mempersiapkan diri mereka buat mengalami medan perang serta mempertahankan daerah mereka dengan memakai peralatan yang sangat fungsional. Dalam proses penggalian, regu arkeolog dengan hati- hati memindahkan blok tanah yang berisi sepatu itu memakai plester supaya senantiasa utuh dikala dinaikan, melindungi wujud serta struktur sepatu tersebut supaya bisa dipelajari lebih lanjut.
Penemuan ini tidak cuma menarik untuk para sejarawan serta arkeolog, namun pula membagikan pengetahuan baru menimpa kehidupan serta Kerutinan para prajurit Romawi di masa kemudian. Sepatu ini, yang pada awal mulanya bisa jadi nampak simpel, saat ini jadi saksi bisu dari kejayaan serta kecanggihan teknologi yang digunakan oleh tentara Romawi dalam ekspedisi sejarah mereka.