![Kunjungan Kenegaraan Prabowo ke Beijing: Perkuat Kerja Sama Investasi Indonesia-Tiongkok](https://jaktimpos.com/wp-content/uploads/2024/11/newsCover_2024_11_14_1731588601850-b7kpg.webp)
https://www.merdeka.com/
Jaktim Pos – Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, mendampingi Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, dalam kunjungan kenegaraan ke Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) pada tanggal 8-10 November 2024. Kunjungan ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Tiongkok, terutama dalam bidang investasi. Kunjungan kenegaraan perdana ini juga bertujuan untuk memperkuat kerja sama di berbagai sektor, termasuk sektor ekonomi, pendidikan, dan pemberantasan kemiskinan.
Dalam rangkaian kunjungan tersebut, Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Kedua pemimpin sepakat untuk mempererat hubungan kedua negara yang telah terjalin sejak lama, dengan menekankan pentingnya kerja sama yang lebih erat di masa depan. “Kita telah hidup berdampingan selama berabad-abad, dan budaya serta masyarakat kita telah saling berhubungan selama bertahun-tahun,” ungkap Presiden Prabowo dalam pertemuan tersebut.
Selain pertemuan dengan Presiden Xi Jinping, Presiden Prabowo juga mengadakan pertemuan terpisah dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang dan Ketua Kongres Rakyat Nasional RRT, Zhao Leji, yang diadakan di Great Hall of the People. Dalam pertemuan ini, kedua belah pihak menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk mempererat persahabatan dan kerja sama strategis dengan Tiongkok di berbagai bidang, terutama dalam sektor investasi, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan.
Salah satu agenda penting dalam kunjungan tersebut adalah acara Indonesia-China Business Forum (ICBF) yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Komite Tiongkok dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing. Forum ini dihadiri oleh lebih dari 200 pengusaha dan pimpinan perusahaan dari Tiongkok dan Indonesia. Forum ini bertujuan untuk membuka peluang lebih besar bagi kerja sama investasi antar kedua negara. Di acara ini, tercatat sejumlah nota kesepahaman (MoU) yang menandakan komitmen investasi antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan Tiongkok. Total nilai investasi yang tercatat dalam MoU tersebut mencapai USD 10,07 miliar. Komitmen investasi ini mencakup berbagai sektor seperti kesehatan, bioteknologi, manufaktur, energi terbarukan, ketahanan pangan, dan sektor keuangan.
Rosan Perkasa Roeslani menyatakan bahwa forum bisnis ini menjadi peluang besar bagi Indonesia dan Tiongkok untuk semakin mempererat hubungan di sektor investasi. “Tiongkok menjadi salah satu investor yang konsisten menempati posisi atas di Indonesia. Seperti yang disampaikan oleh Presiden Prabowo, Pemerintah Indonesia akan terus mendorong penciptaan iklim investasi yang kondusif dan fasilitas yang memadai bagi investor,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kunjungan kenegaraan kali ini menjadi momen penting untuk menggali lebih dalam potensi kerja sama, terutama di bidang investasi berkelanjutan dan hilirisasi.
Indonesia dan Tiongkok telah menjalin hubungan diplomatik sejak tahun 1950, dan hubungan ekonomi kedua negara terus meningkat, terutama setelah berlakunya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Tiongkok pada 2010. Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Tiongkok yang dimulai pada 2013 semakin mempererat hubungan kedua negara dalam berbagai bidang. Investasi Tiongkok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya, dan pada tahun 2019, Tiongkok menempati posisi sebagai negara dengan investasi terbesar kedua di Indonesia.
Antara 2019 hingga September 2024, total investasi Tiongkok di Indonesia tercatat mencapai USD 34,19 miliar atau sekitar 18% dari total investasi asing di Indonesia. Sektor industri yang didominasi oleh investasi Tiongkok meliputi industri logam dasar, transportasi, pergudangan, telekomunikasi, serta industri kimia dan farmasi. Bahkan, 67% dari investasi tersebut telah mengalir ke luar Pulau Jawa, dengan Sulawesi Tengah, Jawa Barat, dan Maluku Utara menjadi wilayah tujuan utama investasi Tiongkok di Indonesia.
Dengan komitmen investasi yang terus meningkat, Indonesia berharap dapat memanfaatkan peluang besar dari kerjasama dengan Tiongkok dalam berbagai sektor, terutama dalam hilirisasi industri dan pengembangan energi terbarukan yang menjadi prioritas bagi kedua negara.