5 Februari 2025
Aksi Berandalan Bermotor Akibatkan Kematian Pelajar di Tasikmalaya

Sumber: merdeka.com

Jakarta Timur Pos – Yoga, seorang pelajar SMK asal Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dilaporkan meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh sekelompok berandalan bermotor. Kejadian tragis itu terjadi di jalan Wasita Kusuma, kawasan Indihiang, Kota Tasikmalaya, pada Minggu (12/1). Korban bersama dua rekannya diserang oleh geng motor yang sedang beraksi. Akibat pengeroyokan itu, Yoga meninggal dunia di tempat kejadian, sementara dua rekannya menderita luka-luka.

Kapolsek Indihiang, Kompol Haji Iwan, mengonfirmasi bahwa pelajar tersebut meninggal dunia setelah diduga menjadi sasaran pengeroyokan, meskipun awalnya ada dugaan bahwa kematiannya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas. “Awalnya, laporan yang diterima adalah mengenai kecelakaan lalu lintas sekitar pukul 04.15 WIB. Petugas segera membawa korban ke rumah sakit, namun setelah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan petunjuk yang mengarah pada tindak pidana pengeroyokan,” ujar Iwan.

Keresahan di kalangan warga semakin meningkat setelah kejadian tersebut. Rizki, seorang warga Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, menceritakan bahwa sebelum pengeroyokan terjadi, ia sempat melihat puluhan geng motor melewati jalan Mangin menuju Terminal Indihiang. “Pagi harinya, saya mendapat kabar bahwa ada yang meninggal dunia akibat dikeroyok geng motor,” kata Rizki, Selasa (14/1). Ia juga mengungkapkan bahwa pada Sabtu (11/1) malam, bersama warga lainnya, ia berhasil mengusir kelompok berandalan bermotor yang berkeliaran di sekitar jalan Mangin. Namun, pada Minggu dini hari, kelompok tersebut kembali dengan jumlah yang lebih banyak, sambil mengeluarkan suara bising dari knalpot motor mereka.

Warga setempat juga merasa resah karena jalan Mangin arah Indihiang memang kerap menjadi jalur yang dilalui oleh para berandalan bermotor. Rinrin, seorang warga lainnya, menambahkan bahwa aksi kelompok ini sering kali berujung pada pengeroyokan terhadap orang-orang yang kebetulan berada di sana. “Kami selalu berusaha mengusir mereka jika menemukan kelompok berandalan tersebut, seperti yang kami lakukan dua pekan lalu. Namun, mereka kembali lagi dan menyebabkan keributan,” kata Rinrin.

Menurut Rinrin, ketua geng motor yang mereka hadapi bahkan datang sambil membawa pistol dan menantang warga. “Kami tidak tahu apakah pistol itu asli atau tidak, namun tindakan tersebut membuat kami takut. Kami geram dengan aksi mereka yang sangat meresahkan warga,” ujarnya.

Kondisi ini menggambarkan situasi yang semakin tidak terkendali di kawasan tersebut. Aksi geng motor yang kerap menyebabkan keresahan di kalangan masyarakat, serta tindak kekerasan yang mereka lakukan, semakin meningkatkan rasa takut dan khawatir di kalangan warga. Kematian Yoga menjadi peringatan keras bagi pihak berwajib untuk lebih memperhatikan dan mengambil langkah-langkah preventif guna mengatasi masalah geng motor yang kerap melakukan aksi kekerasan di daerah tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *